Jakarta, Agustus 2025 – Indonesia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2025 terdapat 1,01 juta sarjana yang menganggur dari total 7,28 juta pengangguran di seluruh negeri. Fenomena ini memicu kekhawatiran banyak pihak, mengingat biaya dan waktu yang telah dihabiskan untuk menempuh pendidikan tinggi ternyata belum sebanding dengan peluang kerja yang tersedia.
(Sumber: DetikFinance, CNN Indonesia)
Melihat kondisi tersebut, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Prima Bina Insani Profesional, yang berlokasi di Bone, menghadirkan Program Pendidikan 1 Tahun sebagai jawaban atas tingginya angka pengangguran lulusan sarjana dan SMA/SMK.
Program ini berfokus pada tiga jurusan strategis:
Informatika, Bisnis, dan Perkantoran
Keunggulan program ini:
Bahkan, di wilayah Bone dan sekitarnya, hampir semua lulusan yang bekerja di industri lokal adalah alumni Program Pendidikan 1 Tahun PBIP, membuktikan efektivitas pendekatan vokasional ini.
Direktur PBIP, Muhammad Fuad Abdullah, S.Pd., menyampaikan bahwa tren pengangguran sarjana harus dijawab dengan langkah nyata:
“Ijazah memang penting, tapi yang lebih menentukan adalah keterampilan. Kami ingin lulusan siap kerja dalam waktu singkat, tanpa harus menunggu bertahun-tahun mencari peluang.”
Dengan pendekatan ini, PBIP ingin mengubah angka pengangguran menjadi tenaga kerja terampil yang siap bersaing di level lokal maupun nasional.
Kesimpulan:
Fenomena 1 juta sarjana menganggur seharusnya menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan. Model pelatihan vokasional seperti yang dijalankan oleh LPK Prima Bina Insani Profesional adalah contoh nyata solusi yang bisa segera diterapkan — mempersingkat waktu, menyesuaikan kurikulum dengan industri, dan langsung menghubungkan lulusan dengan lapangan kerja.